google-site-verification=uGaFaI4tLDPz87uYx2QkslvG_6TMmWXUvNr4czQTFKo Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat - Sejarah - Kelas XI SMA - SEJARAH SMA DAN SMK

Kami siap menghantarkan adik-adik camaba masuk Perguruan Tinggi Negeri dan Sekolah Kedinasan pilihan mu.

Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat - Sejarah - Kelas XI SMA

 Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme Barat



A. Perubahan & Keberlanjutan Peristiwa Sejarah pada Penjajahan Asing Hingga Proklamasi Kemerdekaan 

Imperialisme adalah usaha suatu negara untuk menguasai atau mengendalikan negara lain. Sementara kolonialisme adalah cara-cara pendudukan suatu wilayah secara paksa oleh suatu negara lain. 

Imperialisme terbagi dua yaitu:

1. Imperialisme Kuno, 

dilatarbelakangi jatuhnya Konstantinopel ke Turki Ottoman. Semboyannya adalah Gold, Gospel dan Glory. 

Gold, keinginan bangsa Eropa untuk berdagang secara langsung dengan dunia Timur. Hal ini dilatar belakangi oleh jatuhnya kota konstatinopel ke tangan Turki Ottoman. Penguasaan Konstatinopel oleh Turki Ottoman membuat para pedagang Eropa mencari jalan lain untuk mendapatkan akses ke rempah- rempah. Selain itu di Eropa berkembang paham merkantitisme, yang mendalam sistem tersebut. Negara- negara Eropa berlomba untuk mendapatkan emas dari daerah lain.

Gospel, menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Portugis dan Spanyol adalah negara yang dilandasi agama Katolik. Raja-rajanya sangat taat pada Paus, pemimpin agama Katolik seluruh dunia. Bahkan perjanjian Tordesillas yang berisi pembagian dunia oleh Portugal dan Spanyol disaksikan oleh Paus.

Glory, mencapai kejayaan sebagai bangsa. Bangsa Spanyol dan Portugis ingin membuktikan bahwa bangsa mereka tidak lagi berada di bawah kekuasaan bangsa-bangsa lain. Tetapi menguasai bangsa-bangsa lain di tempat-tempat baru yang berhasil diduduki, misalnya Portugis menancapkan Padrao, sebuah batu prasasti berukuran besar yang bergambar lembang kerajaan Portugal. 

2. Imperialisme Modern, 

muncul akibat Revolusi Industri dan bertujuan mencari bahan mentah, energi dan daerah pemasaran 

Penjelajahan Samudera: 
a. Portugis 
  • Bartelemous Diaz (1487) sampai di Tanjung Harapan, Afrika 
  • Vasco da Gama (1497-99) sampai di Goa, Kalilkut, India 
  • Alfonso d’Alburquerque (1509-1515) sampai di Malaka 
b. Spanyol 
  • Columbus (1492) kep.Karibia, benua Amerika 
  • Ferdinand Magellan (1480-1521) sampai di Filipina 
  • Hernando Cortez (1485-1547) sampai di Meksiko 
c. Belanda 
  • Cornellis de Houtman (1596) sampai di Banten 
  • Jacob Van Neck (1599) sampai di Maluku 

B. Proses Masuk dan Perkembangan Bangsa Barat di Indonesia

Portugis

Imperialisme pertama yang masuk ke Indonesia adalah Portugis dan Spanyol. Portugis berhasil merebut Malaka tahun 1515. Portugis masuk ke Nusantara (Indonesia) di bawah pimpinan pelaut terkenalnya Alfonso de Alburqueque (1453-1515). Alfonso melakukan ekspedisi ke Nusantara tidak lama setelah diangkat sebagi Gubernur Portugis di India. 

Beberapa persekutuan Portugis dengan Kerajaan Indonesia:
  • 1. Portugis-Pajajaran: Merupakan persetujuan dagang antara Portugis dengan Pajajaran. Atas persekutuan tersebut Pajajaran memberikan sebidang tanah kepada Portugis yang dipergunakan untuk membangun benteng dan gudang. Persekutuan antara Portugis dengan Pajajaran mendapatkan perlawanan dari Kerajaan Demak. Demak menyerang Pajajaran pada tahun 1526 & 1527, kemudian Demak menyerang Portugis di Malaka yang dipimpin oleh Adi Pati Unus yang teruskan oleh Fatahillah. 
  • 2. Portugis - Ternate: Merupakan persekutuan dagang. Komoditi yang d Kerajaan diperdagangkan antara lain Cengkeh dan Pala. Kerajaan Ternate memperbolehkan Portugis membangun benteng yang bernama Benteng Sao-Paulo. Namun pada 1575 Portugis dapat dikalahkan oleh Sultan Baabullah dari Ternate yang tidak suka kepada sistem monopoli Portugis. 

VOC 

Sementara itu para pedagang Belanda membentuk Verenigde oost-Indische Compagnie (VOC) tahun 1602 menyusul ekspedisi pertama Belanda ke Banten tahun 1596 yang dipimpin Cornelis de Houtman. VOC dikendalikan oleh 17 orang Direktur (Heeren XVII) yang merupakan perwakilan kota-kota dagang Belanda. VOC diberikan Hak Octrooi oleh Parlemen. 

Hak Octrooi VOC antara lain: 
  • a. Hak membentuk tentara 
  • b. Hak mencetak mata uang 
  • c. Hak mewakili pemerintah Belanda dalam perundingan 
Pada tahun 1605 VOC berhasil merebut Benteng Portugis di Ambon. Setelah berhasil merebut Ambon dari Portugis, VOC segera menerapkan kebijakan-kebijakannya untuk mendukung politik monopoli. 

Kebijakan-kebijakan VOC antara lain: 
  • a. Politik Ekstirpasi 
  • b. Pelayaran Hongi 
  • c. Kerja Rodi 
  • d. Penyerahan wajib (Leverantie) 
  • e. Kuota (Contingenten) 

Sebab-sebab runtuhnya VOC: 
  • 1. Merajalelanya korupsi pegawai VOC, 
  • 2. Kuatnya persaingan kongsi-kongsi perdagangan lain, 
  • 3. Terlalu banyak biaya menumpas pemberontakan, 
  • 4. Meningkatnya kebutuhan gaji pegawai VOC. 

Hindia Belanda 

Kekuasaan VOC berakhir tahun 1799 digantikan oleh pemerintahan Kolonial Hindia Belanda:

1. Daendels Herman Willem 
Daendels merupakan keturunan bangsa Perancis. Namun belum lama berkuasa, Belanda harus menyerahkan Nusantara kepada Daendels yang dikirim oleh Louis Napoleon untuk memerintah Indonesia atas nama Perancis. Tugas utamanya adalah untuk melindungi pulau Jawa dari serangan tentara Inggris. 

Oleh karena itu, ia membangun jalan raya Anyer-Pamanukan. Deandels mewajibkan para Bupati yang terkena proyek pembangunan Jalan Raya Anyer-Pamanukan untuk menyediakan para pekerja yang berasal dari rakyat mereka masing-masing. 

2. Raffles 
Pemerintahan Daendels digantikan oleh Jansens tahun 1811, namun Jansens harus menyerah kepada Inggris yang segera menugaskan Raffles untuk memerintah di Indonesia. 

Tindakan Raffles selama berkuasa di Indonesia dari tahun 1811-1816, antara lain: 
  • a. Sewa Tanah (Land Rente) 
  • b. Menggaji Bupati 
  • c. Menghapus monopoli, kerja rodi dan penyerahan wajib 
  • d. Menulis "History of Java"
  • e. Menemukan "Raflesia Arnoldi" 
  • f. Menemukan Prasasti Kalkuta 
  • g. Membangun Kebun Raya Bogor Tanam Paksa (Cultuur Stelsel) (1830-1870) 
  • Tanam Paksa diterapkan Hindia Belanda untuk mengisi kekosongan Kas Belanda. 

Peraturan Tanam Paksa antara lain: 
  • a. Seperlima tanah wajib ditanami tanaman ekspor, 
  • b. Seperlima tanah tersebut bebas pajak, 
  • c. Petani yang tidak punya tanah harus bekerja diperkebunan dengan masa kerja tidak melebihi masa untuk menanam padi, 
  • d. Gagal panen ditanggung pemerintah, 
  • e. Pengawasan dilakukan oleh pejabat pribumi lokal. 

Pemerintah Belanda membentuk Mindere Welvaart Commissie untuk menyelidiki dampak Tanam Paksa. Hasil penyelidikan komisi tersebut kemudian dibawa ke Parlemen Belanda dan menyebabkan golongan liberal dan humanis mendesak Pemerintah Belanda untuk menghapuskan Tanam Paksa, yang kemudian oleh Pemerintah Belanda menggantikannya dengan Politik Liberal Politik Liberal (1870) 

Politik Liberal di Indonesia ditandai dengan pemberlakuan tiga undang-undang (UU), yaitu: 
  • a. UU Agraria 
  • b. UU Gula 
  • c. UU Anggaran 

Politik Liberal dilanjutkan dengan pelaksanaan Politik Etis yang diusulkan Van de Venter, dengan triloginya yaitu: 
  • 1. Edukasi 
  • 2. Irigasi 
  • 3. Imigrasi 

Dampak-dampak Politik Liberal Belanda (1970): 
  • a. Timbulnya pemberontakan oleh petani dan buruh. 
  • b. Munculnya gerakan mesianisme dan mileniarisme. 
  • c. Penurunan ekonomi rakyat. 
  • d. Munculnya ekonomi yang dualistis. 
Kolonialisme Belanda baru berakhir tahun 1942 setelah Jepang mengalahkan Belanda di Kalijati, Jawa Barat 

C. Strategi Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap Penjajahan Bangsa Barat di Indonesia sebelum dan Sesudah Abad Ke-20 

Perlawanan Terhadap VOC 

Kebijakan VOC yang mengeksploitasi sumber daya alam Nusantara, menimbulkan perlawanan- perlawanan daerah dari rakyat Indonesia. 

Beberapa perlawanan yang dilakukan terhadap VOC, antara lain: 
  • 1. Sultan Agung Hanyokrokusumo (Mataram): Menyerang kedudukan VOC di Batavia tahun 1628 dan 1629, namun gagal. Latar belakang masalah : Awalnya hubungan antara Kesultanan Mataram dengan VOC berlangsung baik. Kesultanan Mataram mengijinkan VOC mendirikan benteng sebagai perwakilan dagang di daerah Jepara. Lama kelamaan, Kesultanan Mataram dibawah Sultan Agung menyadari bahaya arus kehadiran VOC. Oleh karena itu, Sultan Agung berencana untuk mengusir kehadiran VOC dari Mataram. Sultan Agung menyerang VOC pada tahun 1618. Serangan ini berhasil mengusir VOC dari Jepara. Kemudian, serangan Mataram ke Batavia dua kali gagal. 
  • 2. Sultan Hasanuddin (Makasssar): Melawan VOC (Cornelis Speelman) tetapi kemudian harus menyerah dibawah Perjanjian Bongaya (1667). Latar belakang masalah : Sistem monopoli yang dilakukan VOC mengakibatkan kerugian bagi banyak pihak. 

Perlawanan Terhadap Hindia-Belanda 

Kekuasaan Raffles berakhir pada tahun 1816, dan Inggris harus mengembalikan Indonesia kepada Belanda. Rakyat Indonesia kemudian kembali melakukan perlawanan terhadap kolonial Hindia-Belanda. 

Perlawanan tersebut antara lain: 
  • 1. Pattimura yang menolak pemberlakuan kembali kerja rodi di Maluku tahun 1817 
  • 2. Imam Bonjol bersama kaum adat Sumatera Barat mengobarkan Perang Paderi (1821-1837) 
  • 3. Pangeran Diponegoro yang melawan Belanda sehingga De Kock harus menerapkan siasat Benteng Stelsel dan menangkapnya dengan licik usai perundingan yang gagal di tahun 1830. 
  • 4. Sisingamangaraja yang melawan Belanda dari tahun 1870 dan gugur di tahun 1907 
  • 5. Kesultanan Aceh menolak pemberlakuan Traktat Sumatera (1871). Perang Aceh dengan pahlawannya Teuku Umar, Teuku Cik Di Tiro, Cut Nyak Dhien, dan lainnya baru meredup sekitar tahun 1905. 
  • 6. Raja-raja Bali yang teguh melawan Belanda dengan Perang Puputan. Raja-raja Bali berusaha mempertahankan hak tawan karang yang sebelumnya hendak dihapus oleh Belanda. Namun, satu-persatu daerah Bali jatuh ke tangan Belanda. 
  • Karang Asem jatuh tahun 1894, Gianyar direbut tahun 1900, Badung kalah setelah Perang Puputan di tahun 1906, dan terakhir Klungkung dikuasai Belanda tahun 1908

Subscribe to receive free email updates: